TEORI-TEORI MANAJEMEN
Ada 6 macam teori manajamen diantaranya :
1. Aliran klasik : Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
2. Aliran perilaku : Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia da perlunya manajemen memahami manusia.
3. Aliran manajemen Ilmiah : aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen.
4. Aliran analisis system : Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.
5. Aliran manajemen berdasarkan hasil : Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai bukannya pada interaksi kegiatan karyawan.
6. Aliran manajemen mutu : Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.
Sumber: http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/2102669-teori-teori-manajemen/#ixzz1d1BoRmPQ
Sumber: http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/2102669-teori-teori-manajemen/#ixzz1d1BoRmPQ
Manajemen Lingkungan: Dulu, Sekarang, dan Masa Depan
1. PENDAHULUAN
Manajemen lingkungan saat ini telah banyak mengalami perubahan yang cukup berarti terutama
dimulai sejak awal 1990an. Penelitian mengenai efek dan akibat penerapan manajemen lingkungan telah
banyak dilakukan terutama sejak munculnya ISO 14001 di tahun 1996.
Makalah ini disusun dengan maksud antara lain memberikan gambaran pada apa itu manajemen
lingkungan, evolusinya dari dulu hingga sekarang.
Manfaat yang akan diperoleh pembaca dari makalah ini antara lain:
- pembaca memperoleh pengertian perkembangan manajemen lingkungan dari dulu hingga sekarang
- pembaca memperoleh ide-ide baru untuk menekuni bidang tertentu dari manajemen lingkungan
- pembaca mengerti manfaat dari penerapan manajemen lingkungan yang baik dalam lingkungan
perusahaan
- pembaca memperoleh gambaran bagaimana mengembangkan dan antisipasi perkembangan manajemen
lingkungan di masa depan
- pembaca memperoleh wawasan baru mengenai perkembangan ilmu manajemen lingkungan
Penerapan manajemen lingkungan yang baik di tingkat organisasi terutama akan memberi manfaat
pada umumnya 3 elemen:
- perlindungan lingkungan secara fisik
- membentuk budaya berkelanjutan dalam organisasi
- menanamkan nilai-nilai moral dan saling kepercayaan antar elemen organisasi
1.1 Definisi
Untuk menjelaskan definisi manajemen lingkungan, kita lihat definisi manajemen secara umum
sebagai berikut :
? ? Manajemen menurut pengertian Stoner & Wankel (1986) adalah proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses
penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
? ? Sedangkan menurut Terry (1982) manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dan banyak definisi lain, namun pada intinya manajemen adalah sekumpulan aktifitas yang disengaja
(merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan) yang terkait dengan tujuan tertentu.
Lingkungan menurut definisi umum yaitu segala sesuatu disekitar subyek manusia yang terkait dengan
aktifitasnya. Elemen lingkungan adalah hal-hal yang terkait dengan: tanah, udara, air, sumberdaya alam,
flora, fauna, manusia, dan hubungan antar faktor-faktor tersebut. Titik sentral isu lingkungan adalah
manusia. Jadi manajemen lingkungan bisa diartikan sekumpulan aktifitas merencanakan,
mengorganisasikan, dan menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai
tujuan kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan.
Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen (termasuk
perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan lingkungan (BBS 7750, dalam
ISO 14001 oleh Sturm, 1998).
Manajemen lingkungan selama ini sebelum adanya ISO 14001 berada dalam kondisi terpecah-pecah
dan tidak memiliki standar tertentu dari satu daerah dengan daerah lain, dan secara internasional berbedaManajemen Lingkungan, Andie Tri Purwanto, Hal. 2
penerapannya antara negara satu dengan lainnya. Praktek manajemen lingkungan yang dilakukan secara
sistematis, prosedural, dan dapat diulang disebut dengan sistem manajemen lingkungan (EMS).
Menurut ISO 14001 (ISO 14001, 1996), sistem manajemen lingkungan (EMS) adalah 'that part of the
overall management system which includes organizational structure planning, activities, responsibilities,
practices, procedures, processes, and resources for developing, implementing, achieving, reviewing, and
maintaining the environmental policy'.
Jadi disimpulkan bahwa menurut ISO 14001, EMS adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan
yang berfungsi menjaga dan mencapai sasaran kebijakan lingkungan. Sehingga EMS memiliki elemen
kunci yaitu pernyataan kebijakan lingkungan dan merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan
yang lebih luas.
Berdasarkan cakupannya, terdapat pendapat yang membagi manajemen lingkungan dalam 2 macam
yaitu:
? ? lingkungan internal yaitu di dalam lingkungan pabrik / lokasi fasilitas produksi. Yaitu yang termasuk
didalamnya kondisi lingkungan kerja, dampak yang diterima oleh karyawan dalam lingkungan
kerjanya, fasilitas kesehatan, APD, asuransi pegawai, dll.
? ? lingkungan eksternal yaitu lingkungan di luar lokasi pabrik / fasilitas produksi. Yaitu segala hal yang
dapat menimbulkan dampak pada lingkungan disekitarnya, termasuk masyarakat di sekitar lokasi
pabrik, dan pihak yang mewakilinya (Pemerintah, pelanggan, investor/pemilik). Aktifitas yang terkait
yaitu komunikasi dan hubungan dengan masyarakat, usaha-usaha penanganan pembuangan limbah ke
saluran umum, perhatian pada keseimbangan ekologis dan ekosistem di sekitar pabrik, dll.
Yang dimaksud dengan lingkungan pada tulisan ini adalah yang dicakup dalam sistem manajemen
lingkungan ISO 14001, yaitu yang berkaitan dengan lingkungan internal dan eksternal.
Elemen pokok manajemen lingkungan sesuai dengan definisi diatas terkait dengan aspek lingkungan
dan dampak lingkungan.
1.2 Aspek Lingkungan
Diantara definisinya adalah :
? ? Aspek lingkungan didefinisikan adalah elemen dari aktifitas organisasi, produk dan jasa yang dapat
berinteraksi dengan lingkungan. Contoh : konsumsi air, pengeluaran zat beracun ke udara (GEMI,
2001).
? ? Elemen dari aktifitas, produk, atau jasa perusahaan yang mengakibatkan atau dapat mengakibatkan
dampak lingkungan (EPA, 1999).
Atau dapat dikatakan bahwa aspek lingkungan dalam diagram input-output proses produksi adalah semua
elemen yang termasuk dalam non-produk atau by-produk.
Contoh kriteria aspek lingkungan dari Acushnet (EPA, 1999):
? ? Biaya pembuangan limbah
? ? Dampak pada kesehatan manusia
? ? Biaya material
? ? Tingkatan toksisitas
? ? Konsumsi energi
? ? Dampak pada sumberdaya, seperti buruh
? ? Dll.
1.3 Dampak Lingkungan
Antara lain definisinya adalah :
? ? Dampak lingkungan didefinisikan sebagai interaksi aktual dengan atau memberi dampak pada
lingkungan (EPA, 1999).
? ? Adalah setiap perubahan pada lingkungan, apakah menguntungkan atau merugikan, secara keseluruhan
atau sebagian yang diakibatkan dari aktifitas organisasi, produk atau jasanya. (GEMI, 2001).Manajemen Lingkungan, Andie Tri Purwanto, Hal. 3
Antara aspek dan dampak lingkungan terdapat hubungan sebab-akibat, dimana dampak lingkungan
berasal dari aspek lingkungan, namun aspek lingkungan tidak selalu berdampak lingkungan (EPA, 1999).
Untuk mengukur aspek dan dampak lingkungan ini dilakukan bermacam metoda. Salah satunya adalah
metoda 6 langkah pemetaan proses EPA (1999).
2. KEBIJAKAN LINGKUNGAN
Dasar dari manajemen lingkungan seperti dijelaskan dalam definisinya adalah adanya kebijakan
lingkungan. Kualitas kebijakan lingkungan tergantung pada tinggi rendahnya orientasi. Yang telah dikenal
selama ini yaitu orientasi kebijakan memenuhi peraturan lingkungan (compliance oriented), dan yang
berusaha melebihi standar peraturan tersebut (beyond compliance).
2.1 Evolusi kebijakan lingkungan
Kebijakan-kebijakan lingkungan yang diadopsi oleh negara-negara anggota OECD selama 25 tahun
terakhir telah menunjukkan evolusi yang tetap. Awalnya kebijakan difokuskan pada membersihkan polusi
yang ada dan mencoba untuk mengurangi polusi dari sumber titik di titik pembuangannya (ukuran end-ofpipe). Kemudian strategi manajemen berpindah ke arah memodifikasi proses-proses produksi sehingga
meminimalkan jumlah polusi yang dihasilkan di saat pertama (cleaner production / pollution prevention).
Sementara masih banyak yang perlu dilakukan untuk menghilangkan masalah-masalah lingkungan jangka
panjang di negara-negara OECD, dan untuk tetap pada jalur (stay the course) dengan banyak strategi
manajemen sebelumnya, perspektif sustainable development yang telah diadopsi di Konferensi Rio 1992,
merangsang langkah lebih jauh menuju kebijakan berfokus pada pencegahan polusi, integrasi perhatian
lingkungan dalam keputusan ekonomi dan sektoral, dan kerjasama internasional (OECD, Environmenal
Performance Reviews, 1997).
Kebijakan lingkungan pada awalnya selalu mengambil sikap reaktif, yaitu mengantisipasi dampak
merugikan, yang dihasilkan dari suatu aktifitas kegiatan manusia. Ketika pendekatan ini dirasa kurang
menguntungkan terutama dari segi perkembangan ilmu lingkungan dekade terakhir ini (seperti menurunkan
daya inovasi dan mengesampingkan kegiatan pengelolaan lingkungan itu sendiri), kemudian beralih
menjadi pendekatan lebih proaktif dalam menangani masalah lingkungan. Dalam hal ini fokus perhatian
pakar lingkungan adalah pada aspek yang menimbulkan dampak lingkungan, yang menjadi pertanyaan
adalah dalam hal apa dan bagaimana aspek lingkungan perusahaan berperan atau diberdayakan. Sedikit
mengenai perpindahan paradigma seperti dilukiskan Ferron berikut ini.
Di AS, fokus dominan adalah pada pemenuhan dengan polusi end-of-pipe. Hal ini tidak menyediakan
dasar kompetitif bagi inovasi teknologi masa depan. Sebenarnya, terdapat kasus bahwa pendekatan
ini pada perlindungan lingkungan.
Terimakasih.. sangat bermanfaat..
BalasHapusKunjungi